Minggu, 12 Desember 2010

CONTOH PROPOSAL KARYA ILMIAH PKM

Edit Posted by with No comments
A. JUDUL PROGRAM
PROGRAM PELATIHAN MEMBACA DENGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB PEMBINAAN GIWANGAN YOGYAKARTA
B. LATAR BELAKANG
Anak berkebutuhan khusus dalam aspek mental adalah anak yang memilki penyimpangan kemampuan berpikir secara kritis dan logis dalam menanggapi dunia sekitarnya. Anak yang berkelainan mental dalam arti kurang atau tunagrahita, yaitu anak yang diidentifikasi memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendah (di bawah normal) sehingga untuk meniti tugas perkembangannya memerlukan bantuan ataupun layanan secara khusus.
Istilah anak berkelainan mental subnormal dalam beberapa referensi disebut pula dengan terbelakang mental, lemah ingatan, febleminded, mental subnormal dan tunagrahita. Semua makna dari istilah tersebut sama, yakni menunjuk pada seseorang yang memiliki kecerdasan mental di bawah normal. Di antara istilah tersebut, istilah yang akan digunakan dalam kajian ini adalah mental subnormal dan tunagrahita.
Anak tunaghrahita dikategorikan menjadi 3, yaitu idiot, imbesil, dan debil. Sedangkan yang akan menjadi sasaran pelatihan ini adalah anak tunagrahita mampu didik (debil) yang berada di asrama SLB Pembinaan Giwangan Yogyakarta. Kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak tunagrahita mampu didik antara lain: (1) membaca, menulis, mengeja, dan berhitung; (2) menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain; (3) keterampilan yang sederhana untuk kepentingan kerja di kemudian hari. Dalam pelatihan ini penekanan terpenting adalah pada proses membaca agar peserta didik mampu memahami isi bacaan.
Dalam pelatihan ini akan digunakan media buku cerita bergambar yang diadaptasi dari sumber buku cerita anak-anak yang sudah ada. Cerita di dalam buku tersebut akan disederhanakan dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan membaca anak. Keunggulan media ini adalah anak mampu menguasai kosa kata dan mengfungsikan indera mereka untuk meningkatkan daya imajinasi mereka dengan melihat gambar. Selain itu anak mampu mengidentifikasi warna dan bentuk dengan baik.

C. PERUMUSAN MASALAH
Bedasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan perumusan masalah yaitu;
1. Bagaimanakah penerapan pelatihan membaca dengan buku cerita bergambar sebagai upaya peningkatan pemahaman makna bacaan pada anak tunagrahita di SLB Pembinaan Giwangan Yogyakarta?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman membaca anak tunagrahita setelah diberikan pelatihan membaca dengan buku cerita bergambar?

D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari Pelatihan ini adalah :
1. Mengetahui penerapan pelatihan membaca dengan buku cerita bergambar sebagai upaya peningkatan pemahaman terhadap isi bacaan pada anak tunagrahita di SLB Pembinaan Giwangan Yogyakarta.
2. Mengetahui peningkatan pemahaman membaca anak setelah tunagrahita diberikan pelatihan membaca dengan buku cerita bergambar.
3. Meningkatkan kemampuan belajar anak, diantaranya adalah membaca, mendengar, melihat dan menyimak.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Jasa : secara umum membantu kemampuan peserta kegiatan untuk membaca dan memahami isi bacaan
2. Barang: modul pembelajaran berupa buku cerita bergambar yang diadaptasi dari buku cerita anak-anak.

F. KEGUNAAN
1. Bagi peserta pelatihan, penelitian ini sebagai upaya meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan bagi siswa SLB Pembinaan Giwangan Yogyakarta menggunakan buku cerita bergambar.
2. Bagi guru, yaitu sebagai alternatif baru dalam mengajarkan ketrampilan membaca kepada siswa.
3. Bagi sekolah, pelatihan ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, buku cerita bergambar yang digunakan dalam pelatihan dapat dijadikan sebagai media baru dalam mengajarkan ketrampilan membaca siswa.
4. Bagi penyusun, menambah wawasan tentang variasi mengajarkan ketrampilan membaca bagi anak tunagrahita.

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Sasaran program ini adalah anak-anak tunagrahita di asrama SLB Pembinaan Giwangan Yogyakarta. Gambaran secara umum anak didik di asrama adalah sebagai berikut :
• Keadaan fisik pada umumnya masih sama dengan anak normal. Bentuk mata, hidung, dan bentuk tubuhnya tidak memiliki perbedaan.
• Kemampuan berfikirnya rendah sehingga mereka mampu membaca namun belum mampu memahami isi bacaan.
• Perhatian dan ingatannya lemah. Mereka tidak mampu memperhatikan suatu hal dengan serius dalam waktu yang lama. Pada umumnya tidak mengingat-ingat suatu peristiwa yang terjadi 3 bulan yang lalu.
• Masih dapat diberikan beberapa pelatihan sederhana seperti merangkai bunga, membuat souvenir dari manik-manik, dan memasak.
• Anak mampu menghitung uang dalam pecahan mata uang yang kecil tetapi tidak mampu berbelanja di pasar maupun toko dalam jumlah yang besar.
Berdasarkan gambaran umum di atas, pelatihan ini memilih penggunaan buku cerita bergambar sebagai media peningkatan kemampuan dalam memahami isi bacaan. Cerita bergambar akan merangsang otak mereka untuk memahami maksud dari isi bacaan.

H. METODE PELAKSANAAN
1. Pembuatan modul pembelajaran
Pada tahap ini para tutor mengumpulkan dan menyeleksi buku-buku cerita anak. Cerita-cerita tersebut selanjutnya diadaptasi menjadi sebuah modul cerita bergambar dengan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh anak.
2. Pendataan calon peserta
Pendataan ini dilakukan pada siswa SLB Pembinaan yang tinggal di asrama agar tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas. Target peserta pelatihan yang tinggal di asrama adalah 25 anak.
3. Pengelompokan peserta
Peserta pelatihan dikelompokkan menjadi 5 kelompok dengan tingkat usia yang bervariasi. Tiap kelompok diampu oleh 1 orang tutor.
4. Pelaksanaan
Pelatihan akan dilaksanakan di asrama SLB Pembinaan Giwangan Yogyakarta selama 3 bulan dengan frekuensi 1 minggu 2 kali. Waktu pelatihan dilakukan pada sore hari dengan durasi waktu 1 jam dari pukul 16.00-17.00.
5. Evaluasi
• Evaluasi jangka pendek
evaluasi akan dilaksanakan setiap kali pertemuan setelah pemberian materi. Evaluasi ini akan dilaksanakan secara lisan.
• Evaluasi jangka menengah
Evaluasi akan dilaksanakan setiap 1 bulan sekali dengan metode games aplikatif.
• Evaluasi jangka panjang
Evaluasi akan dilakukan pada akhir pelatihan dalam bentuk story telling dari beberapa cerita yang pernah diberikan sebelumnya.

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
1. Bulan pertama
Pembuatan modul dilakukan selama 2 minggu pertama. Pendataan dan pengelompokkan calon peserta dilakukan pada minggu ke 3. Minggu ke 4 dilaksanakan perkenalan antara tutor dan peserta.
2. Bulan kedua
Minggu 1-3 adalah pelaksanaan pelatihan. Sedangkan minggu ke 4 adalah evaluasi bulanan.
3. Bulan ketiga
Minggu 1-3 adalah pelaksanaan pelatihan. Sedangkan minggu ke 4 adalah evaluasi akhir.

No Jenis Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III
Minggu ke- Minggu ke Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan modul
2 Pendataan dan pengelompokan peserta
3 Perkenalan
4 Pelatihan
5 Evaluasi bulanan
6 Pelatihan
7 Evaluasi akhir

J. RANCANGAN BIAYA
RANCANGAN BIAYA PKMM

1. Transportasi
@ Rp. 5.000,00/ pertemuan x 5= Rp. 25.000,00
Rp. 25.000,00 x 24 pertemuan = Rp. 600.000, 00
2. Konsumsi
Air minum dan snack: 30 x @ Rp. 2500, 00 = Rp 75.000, 00
Rp. 75.000,00 x 24 pertemuan = Rp.1.800.000, 00
3. Komunikasi = Rp. 100.000, 00
4. Kesekretariatan
Alat tulis, kertas, dll. = Rp. 100.000, 00
5. Dokumentasi
• Sewa kamera digital = Rp. 20.000,00/jam
24 x Rp. 20.000, 00 = Rp. 480.000, 00
• Baterai kamera digital 18 x Rp 4.000,00 = Rp. 72.000, 00
6. Reward evaluasi bulanan:
@ anak = Rp. 3000,00 = 25 x Rp.3000,00 = Rp. 75.000,00
5 x Rp. 75.000,00 = Rp 375.000, 00
7. Pembuatan Modul
• Buku Cerita bergambar = @ Rp. 50.000,00 x 5 = Rp. 250.000, 00
• Scan gambar = @lembar Rp. 5000,00 x 40 = Rp. 200.000, 00
• Pencetakan modul = @ Rp. 50.000,00
5 tutor + 25 peserta = 30 x Rp. 50.000,00 = Rp.1.500.000, 00
• Fee ilustrator gambar = Rp. 300.000, 00
8 Reward evaluasi akhir
Buku cerita anak = @ Rp 20.000,00 = 25 x Rp. 20.000,00 = Rp. 1.000.000, 00
9 Kenang-kenangan untuk asrama = Rp. 100.000, 00
+
Biaya total = Rp. 6.877.000, 00

0 komentar:

Posting Komentar