Minggu, 12 Desember 2010

PROPOSAL PENELITIAN STRATEGI PENGOLAHAN KELOMPOK DAN ORGANISASI KESENIAN TRADISIONAL

Edit Posted by with No comments
PROPOSAL PENELITIAN
STRATEGI PENGOLAHAN KELOMPOK DAN ORGANISASI KESENIAN TRADISIONAL

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi Tari
Dosen Pengampu ……………..













Disusun Oleh :
Arum Yunita Murwaningsih
(08209241024)








JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010/2011

STRATEGI PENGOLAHAN KELOMPOK DAN ORGANISASI KESENIAN TRADISIONAL


A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dewasa ini kehidupan seni tradisional dihadapkan pada situasi global yang menuntutnya melakukan perubahan orientasi manajerial agar tetap eksis di jagad seni modern tanpa meninggalkan atribut ketradisionalannya. Secara histories , munculnya kelompok seni tradisional diawali oleh adanya keinginan individu atau bersama untuk menghimpun aktivitas berkesenian di dalam suatu wadah atau kelompok.
Sesuai ciri masyarakat tradisioanal yang berorientasi pada kehidupan bersama, bersifat komunal, eksistensi kelompok seni ditentukan oleh anggota kelompok tersebut secara horizontal. Setiap individu memiliki tugas yang sama dan yang dipentingkan adalah bahwa kelompoknya tetap eksis. Pembagian tugas secara vertical sesuai kompetensi nyaris tak ada. Kelompok Grup kesenian belum dikelola dengan baik.
Kesenian tradisional merupakan bagian di dalam ekosistem budaya masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan naluri (human needs) akan keindahan dan bersifat universal ( Koentjaraningrat, 1987:171)
Hal ini bisa dipahami karena kelompok kesenian awalnya lahir semata-mata untuk menampung ekspresi seni, dengan kata lain “ seni untuk seni” (art for art)
Berkesinian adalah untuk memenuhi kebutuhan seni itu sendiri. Seiring dengan kehidupan modern yang berorientasi kepada individu, orientasi kesenian bergeser kea rah “seni untuk ekonomi’ (art for mart). Untuk mengarah ke art for mart diperlukan pengelolaan yang memenuhi prinsip manajerial.
Ini tidak berarti bahwa art for mart tidak memerlukan pengelolaan yang baik. Kesenian bersifat dinamis mengikuti proses perubahan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.
Apabila masyarakat bersifat terbuka terhadap perubahan maka kesenian pun akan mengalami perubahan sekecil apapun (Sumardjan, 1980/1981). Tuntutan perubahan itulah yang menyebabkan strategi pengelolaan menjadi penting.


2. LANDASAN TEORI
Pengelolaan atau dalam bahasa khusus disebut dengan istilah ‘menejemen’, menurut Stephen P. Robbins dan David A. Decenzo (2001) adalah “The procces of getting things done, effectively and efficiently, trough and with other people”. Acsan Permaks,dkk (2003) menyatakan : “ menejemen adalah proses merencanakan kegiatan, mengorganisasi orang-orang, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi”.
Komponen penting dalam pengertian tersebut adalah ; proses, efektif, efisien, dan sumberdaya manusia (SDM). “Proses” mengandung pengertian bahwa kegiatan direncanakan secara berkelanjutan; “efektif” berarti tepat sasaran sehingga menghasilkan karya yang berkualitas; “efesien” berarti bahwa waktu dan sumberdaya manusian yang digunakan rasional dan hemat, sedikit tetapi berdaya guna dan berhasil guna sehingga tujuan tercapai.

perencanaan efektif efisien tujuan
Di dalam konsep menejemen ada lima macam kegiatan, yaitu ; merencanakan, mengarahkan, mengatur, mengkoordinasi , dan mengendalikan (Fayol, 1916). Demikian pula , Koontz dan O’Donell (1955) menyatakan bahwa lima kegiatan dalam menejemen ialah perencanaan, pengaturan, pembagian tugas, pengarahan, dan pengendalian. Semuanya itu perlu dilaksanakan demi mencapai tujuan organisasi. Seturut konsep tersebut , demi tercapai tujuan pengelolaan kelompok kesenian tradisional perlu juga memperhatikan lima tahapan tersebut secara sinergis-intregatif dengan tetap memperhatikan aspek kontekstual langsung dan aspek konstekstual tak langsung.


3. RUMUSAN MASALAH
• Apakah fungsi dan manfaat mengorganisir kelompok kesenian tradisional?
• Bagaimana Fungsi Pengorganisasian secara ideologi, Edukasi, dan Ekonomi?
• Bagaimana strategi dan pengelolaan menejemen konflik?


4. TUJUAN PENELITIAN

Sebuah kelompok Kesenian tradisional tentunya didirikan dengan tujuan tertentu pula. Pendirian sebuah organisasi kesenian haruslah berangkat dengan visi dan misi yang menyatakan wawasan ke depan dan sasaran yang akan dicapai, jika kelompok yang bersankutan memang diharap akan tetap bertahan sesuai dengan dinamika kebudayaan dan masyarakatnya. Pernyataan visi dan misi akan menjadi landasan bagi kelompok kesenian untuk berorientasi kepada tujuan. Secara umum ada dua macam orientasi dalam kehidupan berkesenian, yitu; (1) seni untuk seni, (2) seni untuk pasar.
‘Art for art’ and ‘art for mart’
orientasi ‘ art for art’ adalah semacam falsafah berkesenian yang menyatakan bahwa proses berkesenian adlah menghasilkan sebuah karya seni sebagai ungkapan diri dan tidak perlu memikirkan orang lain apakah masyarakat senang atau tidak senang, apakah masyarakat membutuhkan karya tersebut. Falsafah semacam ini adalah ‘ inward looking philosophy’
Orientasi ‘art for mart’ adalah seni untuk pasar. Berkarya seni harus mengikuti selera pasar. Maka pasar akan berpengaruh terhadap karya seni. Falsafah seperti ini adalah ‘outward looking philosophy’
Kedua macam orientasi tersebut menempati wilayah masing-masing. Keduanya ada dalam masyarakat ,dan titik persoalanya bukan pada mana yang baik dan mana yang tidak baik. Alih-alih, persoalannya menyangkut visi dan misi sesuatu kelompok seni. Perlu diperhatikan khususnya oleh para seniman bahwa jika penciptaannkarya seni selalu berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pasar , maka pasar menjadi pemegang pengaruh. Lama kelamaan daya kreativitas seniman terpengaruh karena terbiasa berkarya hanya kalau ada pesanan. Akibat lainya adalah bahwa pasarlah yang mengendalikan ‘nilai ekonomi’ sebuah karya seni. Posisi tawar (bargaining Position) seniman menjadi lemah karena seniman hanya sebagai ‘obyek’ bukan menjadi ‘subyek’. Banyak seniman- khususnya seniman tradisional – belum dapat menikmati kehidupan ekonomi yang aman dan nyaman berkat profesi kesenimannya.
Kesenian Tradisional di dalam era global seperti sekarang ini menghadapi dilemma. Dalam situasi yang penuh lalu-lalang dan hiruk-pikuk berbagai ragam kesenian di tengah masyarakat, barangkali orientasi ‘seni untuk pasar’ tidak dapat dihindari. Inilah mengapa kita perlu mengorganisir sebuah kelompok seni agar tidak terjadi ketimpangan fungsi dan memberikan peluang para seniman berekspresi tanpa takut dirinya dijadikan subyek.

B. METODE PENELITIAN

1. SAMPLE PENELITIAN
• Komunitas kesenian rewe rewe
• Sanggar Bumi Tarung,
• Sanggar Bambu,
• Komunitas Pipa, Taring Padi, Daging Tumbuh, Apotik Komik, Jendela, API, Sakato, , gelaran budaya, mes56,
• Sanggar Dewata
2. RUANG LINGKUP PENELITIAN
• Penelitian meliputi Azas komando yang digunakan baik unity of comond atau multiple of comond melalui musyawarah.
• Seberapa Jangkauan kendali pengawasan (span of control)
• Bagaimana pembagian kerja secara (Homogen atau heterogen)
• Bentuk Organisasi
• Bentuk Koordinasi

3. TEHNIK PENGUMPULAN DATA
• Tehnik wawancara


C. BUKU ACUAN

• FAYOL, H.
Industrial and General Administration. Paris, donud
• Haryono, Timbul
Wayang dalam Prespektif sejarah dan Filsafat Moral. Seminar dalam Dies natalis ke-32 IKIP Yogyakarta, 23 Mei 1996
• Koentjaraningrat
Sejarah Teori Antropologi. Jakarta, UII Press.
• Koontz, h. and C. O’Donell
Principle of Management: An Analysis of Managerial Functions. New york: McGraw-Hill
• Haryono, timbul
Pengelolaan Kelompok kesenian. Matajendala. Volume III nomor 3/2008

0 komentar:

Posting Komentar